Para pembeli sedang melihat baju thrift di Pasar Klitikan Solo,
Minggu (26/2/2023).
(Foto: Vicky Fadly)
Solo- Konon salah satu pusat thrifting terbesar
di Indonesia terletak di kota
Solo, yakni di Pasar Notoharjo atau Klitikan. Di Pasar Klitikan ini terdapat
puluhan kios thrift yang berdiri sejak tahun 2000-an.
Pasar
Klitikan menjadi surga bagi generasi muda pencinta pakaian-pakaian bekas dengan
harga sangat miring. Semua
kebutuhan fashion bisa ditemui
hanya dengan mengunjungi Pasar Klitikan Solo sebagai pusat thrifting. Mulai dari baju,
kaos, hem, kemeja, flanel, jaket, jin,
sepatu, jersei,
dsb.
Pedagang bernama Iwan (45)
mengemukakan bahwa dia
sudah berjualan sejak tahun 2001. Awalnya dia hanya memiliki satu kios,
sedangkan sekarang memiliki satu kios tambahan.
“Saya
memiliki barang-barang branded yang paling dicari oleh generasi milenial
pencinta thrifting dengan harga terjangkau dan pastinya original.
Untuk harga pakaian kualitas rata-rata saya jual kisaran Rp50 ribu - Rp150 ribu,” ucapnya,
Minggu (26/2/2023).
Iwan
menambahkan untuk permintaan
pembeli yang menginginkan pakaian branded
dan langka, dia bisa menjualnya
dengan harga Rp200 ribu - Rp500 ribu per item.
Pasar
Klitikan Solo buka mulai pukul 09.00 - 16.30 WIB. Untuk setiap
harinya, ada ratusan orang berkunjung dari berbagai kota.
Salah
seorang pengunjung yang kerap disapa Jindong (21) mengatakan bahwa dia sering ke Pasar
Klitikan Solo.
“Alasan
saya ke Pasar Klitikan untuk berburu thrift karena lebih murah
dibandingkan dengan tempat lain. Saya sudah beberapa kali ke sini untuk mencari
pakaian bekas yang dibutuhkan, biasanya nemu merek branded,” tutur Jindong.
Jindong
menjelaskan sebagai pembeli jika pintar menawar, biasanya
merek terkenal
seperti Levi’s, Stone Island, Dickies dan lainnya bisa didapat dengan harga yang lebih murah. Juga kualitas pakaian thrift yang dijual di Pasar Klitikan Solo masih sangat layak pakai
dan original.
“Bilang
ke penjual langsung mau seri apa, ukuran berapa, dan warna apa, kalau cocok
langsung tawar dan bungkus, pasti bisa mendapatkan potongan harga kalau
pandai-pandai menawar harga,”
katanya.
Sementara
itu, pedagang lain, Budi (41), menuturkan, banyaknya
pencinta thrift membuat para pedagang di Pasar Klitikan Solo mengalami kenaikan dalam penjualannya.
Budi awalnya hanya menjual pakaian
bermerek 1-3 item sehari untuk mendapatkan keuntungan besar. Akan tetapi, sekarang
dia sudah memiliki 3 kios tambahan dan banyak pelanggan.
"Pernah sehari omzet Rp 8-20 juta kalau sedang ramai dan memiliki barang langka karena banyak diburu pencinta thrift. Saya juga aktif menjual pakaian bekas secara online memanfaatkan marketplace untuk menjangkau pasar luar negeri," kata Budi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar